Kondisi Geografis
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan ibukota di Sampit memiliki luas wilayah 16.988,70 km², terdiri dari 15 kecamatan dimana 3 diantaranya terletak di wilayah pesisir, 150 desa/kelurahan, merupakan kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14” - 3°32’54” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Ø Bagian Utara : Provinsi Kalimantan Barat;
Ø Bagian Timur : Kabupaten Katingan;
Ø Bagian Selatan : Laut Jawa;
Ø Bagian Barat : Kabupaten Seruyan.
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki
topografi yang bervariasi yang dapat dibagi dalam 3 (tiga) wilayah bagian
sebagai berikut :
a.
Bagian Selatan : Kelompok lereng 0 – 2 %, adalah
wilayah dataran rendah merupakan daerah pantai dan rawa dengan jenis tanah
orgosol dan alluvial gleihumus yang memiliki unsur hara yang baik, di bagian
pesisir dengan jenis tanah alluvial marin yang memiliki unsur hara rendah,
dipengaruhi pasang surut air laut, dengan ketinggian 50 m DPL;
b.
Bagian Tengah : Kelompok lereng 2 – 15 %, adalah wilayah
dataran yang sebagian besar ditumbuhi hutan tropis, memiliki jenis tanah podsol
air tanah, podsolik kuning, dan alluvial gleihumus yang berada di sepanjang
sungai, dengan ketinggian 50 – 150 m DPL;
c.
Bagian Utara : Kelompok lereng 15 – 40 %, adalah wilayah
dataran tinggi merupakan daerah dengan fisiografi berbukit-bukit memiliki jenis
tanah podsolik merah kuning, regosol, dan litosol, wilayah ini terdiri dari batuan
yang sebagian bersifat asam.
Kondisi Umum
Kotawaringin Timur terdiri dari 15 kecamatan dimana 3 diantaranya terletak di wilayah pesisir merupakan kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14” - 3°32’54” Lintang Selatan.
Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya berada di dalam dan muara sungai Mentaya, dimana yang tercatat dan memiliki nama sampai dengan saat ini antara lain adalah Pulau Hanaut, Pulau Lepeh, Pulau Kamapit, dan Pulau Hanibung. Pulau-pulau tersebut pada umumnya dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa milik masyarakat dan yang lainnya belum dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi oleh semak dan pepohonan liar.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah pesisir dengan perairan estuarine yang luasnya sekitar 78.000 ha, merupakan daerah subur dan virgin sebagai fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut dengan panjang pantai sekitar 70 Km² sebagai daerah penangkapan (fishing ground) sekaligus memiliki mangrove seluas 33.400 Ha dimana potensi yang cocok.
Visi pembangunan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur adalah terwujudnya kehidupan masyarakat Kelautan dan Perikanan Kotawaringin Timur yang maju, mandiri, sejahtera dan bermartabat melalui sistem pemanfaatan sumberdaya yang tertata dan berwawasan lingkungan.
Adapun Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan dan pembangunan kelautan dan perikanan antara lain adalah :
Adapun Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan dan pembangunan kelautan dan
perikanan antara lain adalah :
a. Luasnya
wilayah dan kondisi transportasi yang kurang memadai serta terbatasnya
fasilitas kelembagaan menimbulkan kendala dalam pemanfaatan, pembinaan,
pengelolaan, dan pengawasan sumberdaya;
b.
Terbatasnya kemampuan dan akses permodalan mengakibatkan potensi belum dapat
dieksploitasi secara optimal;
c. Sarana
produksi masih didatangkan dari luar daerah;
d. Usaha
sektor kelautan dan perikanan belum banyak menarik minat investor untuk
menanamkan investasinya
Potensi Perikanan Tangkap
Strategi pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan dalam memasuki Era Globalisasi diarahkan pada pengembangan teknologi untuk menunjang usaha secara rasional dan berkesinambungan, pemanfaatan teknologi tepat guna dan kemudahan pelayanan bagi masyarakat pelaku bisnis dibidang Kelautan dan Perikanan, menyediakan sarana dan prasarana perikanan bagi kelancaran usaha, dan penegakan hukum serta pembinaan dan pengawasan sumberdaya Kelautan dan Perikanan, sehingga pada akhirnya dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki akan dapat mewujudkan perekonomian yang mandiri.
Usaha lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan. Produk olahan hasil perikanan yang ada di daerah ini antara lain ikan kering (ikan asin), kerupuk ikan, kerupuk udang, amplang, terasi dan mpek-mpek.
- Mengupayakan suplai ikan menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur.
- Memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan.
- Mengembangkan teknologi pengawetan serta penyimpanan dan distribusi hasil perikanan
berbasis rantai dingin.
- Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai gizi dan manfaat ikan.
- Mendorong terciptanya kondisi sosial dan budaya masayarakat yang kondusif.
Alternatif upaya peningkatan konsumsi ikan yang diperlukan saat ini di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah menjamin ketersediaan (supply) ikan yang baik dan hiegenis. Di Sampit ibukota kabupaten ini telah memiliki Pasar Ikan Mentaya (PIM) yang megah dan permanen sebagai tempat untuk melayani masyarakat yang memerlukan berbagai jenis ikan setiap harinya.
Adapun perkembangan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timurdapat digambarkan dengan keberadaan pelaku usaha perikanan (pedagang ikan) maupun jenis-jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan di beberapa lokasi seperti Pasar Ikan Mentaya (PIM), Pasar Keramat Baamang dan Pasar Induk Mentaya Hilir Selatan di Samuda. Data terakhir yang dihimpun oleh petugas statistik P2HP Dinas Kelautan dan Perikananan Kabupaten Kotawaringin Timur untuk pelaku usaha perikanan dan banyaknya jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Pemasaran
Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada Tahun 2010 adalah 30,33 kg/kapita/tahun, angka ini masih berada jauh di bawah konsumsi ikan Propinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 35,24 kg/kapita/tahun dan sedikit berada di bawah tingkat konsumsi ikan nasional yang telah mencapai 30,47 kg/kapita/tahun.
Belum maksimalnya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur salah satu penyebabnya adalah lemahnya sisi ketersediaan (supply). Hal ini dipengaruhi oleh kurang meratanya suplai ikan yang berkualitas, kurangnya sarana prasarana penjualan dan distribusi ikan yang baik dan higienis serta mampu menjangkau pemukimam penduduk yang jauh dari sentra produksi hasil perikanan, juga adanya produk pengganti selain ikan. Sedangkan tingkat permintaan (demand) terhadap ikan relatif tinggi khususnya bagi masyarakat lokal yang selalu melengkapi menu makannya dengan berbagai jenis ikan sebagai lauk pauknya.
Lemahnya sisi ketersediaan (supply) mengisyaratkan belum berkembangnya pemasaran hasil perikananan di daerah ini dan mencerminkan belum optimalnya pemanfaatan ikan sebagai sumber pangan dan gizi masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan menunjukan potensi ekonomi sektor perikanan belum tergarap secara optimal.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 31,00 kg/kapita/tahun pada tahun 2011, sekaligus mendukung peningkatan konsumsi ikan Propinsi Kalimantan Tengah sebesar 35,72 kg/kapita/tahun dan mensukseskan pencapaian target konsumsi ikan nasional sebesar 38,67 kg/kapita/tahun pada tahun 2014.
produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kotawaringin Timur cukup besar dan tidak sesuai antara kebutuhan nelayan dan pedagang ikan yang memerlukan es sekitar 25 ton/hari dibandingkan dengan kapasitas produksi es dari pabrik es yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur yang rata-rata produksinya hanya 4 ton/hari, serta masih memerlukan sarana sistem rantai dingin (Cold Chain System/CCS) untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan.
Seiring dengan hal tersebut maka diperlukan penyediaan sarana Cold Chain System/CCS (seperti pembangunan Cold Room, Cold Storage, pengadaan Cool Box dan Freezer box/ Show Case, serta mobil box berpendingin) dan pembangunan Pabrik Es dan berbagai peralatan pengolahan lainnya sebagai salah satu upaya untukmeningkatkan nilai tambah produk perikanan dan memenuhi kebutuhan es bagi nelayan dan pedagang ikan dan untuk dapat mengoptimalkan nilai dari hasil produksi perikanan tangkap.
Search page :
Search by : Sri Lestari
NIM : 26010310130087
District regency : Kotawaringin Timur, Kalimantan Timur
Email : denoksrilestari@yahoo.co.id