Kamis, 30 Mei 2013

PROFIL KALIMANTAN TENGAH

- 0 komentar


Provinsi Kalimantan Tengah yang beribukota di Palangka Raya terletak antara 0o45` Lintang Utara, 3o30` Lintang Selatan dan 111o Bujur Timur. Terletak diantara tiga Provinsi tetangga yaitu di sebelah Utara dengan sebagian Wilayah provinsi Kalimantan Barat dan kalimantan Timur, disebelah Timur dengan sebagian Provinsi kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, disebelah selatan dengan laut jawa dan disebelah barat dengan provinsi Kalimantan Barat.
Luas wilayah provinsi kalimantan Tengah tercatat 153.564 km2. Dengan adanya pembentukan 8 kabupaten baru yaitu sejak berlakunya UU No.5 Tahun 2002, provinsi kalimantan Tengah meliputi 13 kabupaten dan 1 kota. Kabupaten Murung Raya dan kabupaten Katingan merupakan kabupaten terluas, masing-masaing 23.700 Km2 dan 17.800 Km2 atau luas kabupaten tersebut mencapai 27% dari seluruh wilayah kalimantan Tengah.
Sebagian besar wilayah provinsi Kalimantan Tengah merupakan dataran rendah, ketinggianya berkisar antara 0 s/d 150 M dari permukaan air laut. Kecuali sebagian kecil diwilayah utara merupakan daerah perbukitan dimana terbentang pegunungan Muller-Schwanner dengan puncak tertingginya mencapai 2.278 M dari permukaan air laut.
Dengan 11 sungai besar dan kurang lebih 33 sungai kecil/anak sungai. Keberadaanya menjadi salah satu ciri khas provinsi Kalimantan Tengah. Sungai Barito dengan panjang mencapai 900 km dengan rata-rata kedalaman 8 M merupakan sungai terpanjang dan dapat dilayari hingga 700 Km.
Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah provinsi kalimantan tengah rata-rata mendapat penyinaran matahari sekitar 60% pertahun. Udarany relatif panas yaitu siang hari mencapai 33OC dan malam hari 23oC, sedangkan rata-rata curah hujan pertahunnya relatif tinggi yaitu mencapai 200 MM.
[Continue reading...]

Rabu, 22 Mei 2013

KOTAWARINGIN TIMUR

- 1 komentar

Kondisi Geografis
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan ibukota di Sampit memiliki luas wilayah 16.988,70 km², terdiri dari 15 kecamatan dimana 3 diantaranya terletak di wilayah pesisir, 150 desa/kelurahan, merupakan kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14” - 3°32’54” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Ø  Bagian Utara           : Provinsi Kalimantan Barat;
Ø  Bagian Timur           : Kabupaten Katingan;
Ø  Bagian Selatan         : Laut Jawa;
Ø  Bagian Barat            : Kabupaten Seruyan.


Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang bervariasi yang dapat dibagi dalam 3 (tiga) wilayah bagian sebagai berikut :
a. Bagian Selatan     :    Kelompok lereng 0 – 2 %, adalah wilayah dataran rendah merupakan daerah pantai dan rawa dengan jenis tanah orgosol dan alluvial gleihumus yang memiliki unsur hara yang baik, di bagian pesisir dengan jenis tanah alluvial marin yang memiliki unsur hara rendah, dipengaruhi pasang surut air laut, dengan ketinggian 50 m DPL;
b. Bagian Tengah     :   Kelompok lereng 2 – 15 %, adalah wilayah dataran yang sebagian besar ditumbuhi hutan tropis, memiliki jenis tanah podsol air tanah, podsolik kuning, dan alluvial gleihumus yang berada di sepanjang sungai, dengan ketinggian 50 – 150 m DPL;
c. Bagian Utara           :   Kelompok lereng 15 – 40 %, adalah wilayah dataran tinggi merupakan daerah dengan fisiografi berbukit-bukit memiliki jenis tanah podsolik merah kuning, regosol, dan litosol, wilayah ini terdiri dari batuan yang sebagian bersifat asam.


Kondisi Umum

Kotawaringin Timur terdiri dari 15 kecamatan dimana 3 diantaranya terletak di wilayah pesisir merupakan kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14” - 3°32’54” Lintang Selatan.

Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya berada di dalam dan muara sungai Mentaya, dimana yang tercatat dan memiliki nama sampai dengan saat ini antara lain adalah Pulau Hanaut, Pulau Lepeh, Pulau Kamapit, dan Pulau Hanibung. Pulau-pulau tersebut pada umumnya dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa milik masyarakat dan yang lainnya belum dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi oleh semak dan pepohonan liar.

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah pesisir dengan perairan estuarine yang luasnya sekitar 78.000 ha, merupakan daerah subur dan virgin sebagai fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut dengan panjang pantai sekitar 70 Km² sebagai daerah penangkapan (fishing ground) sekaligus memiliki mangrove seluas 33.400 Ha dimana potensi yang cocok.

Visi pembangunan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur adalah terwujudnya kehidupan masyarakat Kelautan dan Perikanan Kotawaringin Timur yang maju, mandiri, sejahtera dan bermartabat melalui sistem pemanfaatan sumberdaya yang tertata dan berwawasan lingkungan.

Adapun Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan dan pembangunan kelautan dan perikanan antara lain adalah :

Adapun Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan dan pembangunan kelautan dan perikanan antara lain adalah :
a. Luasnya wilayah dan kondisi transportasi yang kurang memadai serta terbatasnya fasilitas kelembagaan menimbulkan kendala dalam pemanfaatan, pembinaan, pengelolaan, dan pengawasan sumberdaya;
b. Terbatasnya kemampuan dan akses permodalan mengakibatkan potensi belum dapat dieksploitasi secara optimal;
c.  Sarana produksi masih didatangkan dari luar daerah;
d. Usaha sektor kelautan dan perikanan belum banyak menarik minat investor untuk menanamkan investasinya

Potensi Perikanan Tangkap
Strategi pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan dalam memasuki  Era Globalisasi diarahkan pada pengembangan teknologi untuk menunjang usaha secara rasional dan berkesinambungan, pemanfaatan teknologi tepat guna dan kemudahan pelayanan bagi masyarakat pelaku bisnis dibidang Kelautan dan Perikanan, menyediakan sarana dan prasarana perikanan bagi kelancaran usaha, dan penegakan hukum serta pembinaan dan pengawasan sumberdaya Kelautan dan Perikanan, sehingga pada akhirnya dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki akan dapat mewujudkan perekonomian yang mandiri.
Usaha lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan.  Produk olahan hasil perikanan yang ada di daerah ini antara lain ikan kering (ikan asin), kerupuk ikan, kerupuk udang, amplang, terasi dan mpek-mpek.
-      Mengupayakan suplai ikan menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur.
-      Memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan.
-      Mengembangkan teknologi pengawetan serta penyimpanan dan distribusi hasil perikanan 
        berbasis rantai dingin.
-      Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai gizi dan manfaat ikan.
-      Mendorong terciptanya kondisi sosial dan budaya masayarakat yang kondusif.

Alternatif upaya peningkatan konsumsi ikan yang diperlukan saat ini di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah menjamin ketersediaan (supply) ikan yang baik dan hiegenis.  Di  Sampit  ibukota kabupaten ini telah memiliki Pasar Ikan Mentaya (PIM) yang megah dan permanen sebagai tempat untuk melayani masyarakat yang memerlukan berbagai jenis ikan setiap harinya.

Adapun perkembangan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timurdapat digambarkan dengan keberadaan pelaku usaha perikanan (pedagang ikan)  maupun jenis-jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan di beberapa lokasi seperti Pasar Ikan Mentaya (PIM), Pasar Keramat Baamang dan Pasar Induk Mentaya Hilir Selatan di Samuda.  Data terakhir  yang dihimpun oleh petugas statistik P2HP Dinas Kelautan dan Perikananan Kabupaten Kotawaringin Timur untuk pelaku usaha perikanan dan banyaknya jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Pemasaran
Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada Tahun 2010 adalah 30,33 kg/kapita/tahun, angka ini masih berada jauh di bawah konsumsi ikan Propinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 35,24 kg/kapita/tahun dan sedikit berada di bawah tingkat konsumsi ikan nasional yang telah mencapai 30,47 kg/kapita/tahun.

Belum maksimalnya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur salah satu penyebabnya adalah lemahnya sisi ketersediaan (supply).  Hal ini dipengaruhi oleh kurang meratanya suplai ikan yang berkualitas, kurangnya sarana prasarana penjualan dan distribusi ikan yang baik dan higienis serta mampu menjangkau pemukimam penduduk yang jauh dari sentra produksi hasil perikanan, juga adanya produk pengganti selain ikan.  Sedangkan tingkat permintaan (demand) terhadap ikan relatif tinggi khususnya bagi masyarakat lokal yang selalu melengkapi menu makannya dengan berbagai jenis ikan sebagai lauk pauknya.

Lemahnya sisi ketersediaan (supply)   mengisyaratkan belum berkembangnya pemasaran hasil perikananan di daerah ini dan mencerminkan belum optimalnya pemanfaatan ikan sebagai sumber pangan dan gizi masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan menunjukan potensi ekonomi sektor perikanan belum tergarap secara optimal.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk  meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur  sebesar 31,00 kg/kapita/tahun pada tahun 2011, sekaligus  mendukung peningkatan konsumsi ikan Propinsi Kalimantan Tengah sebesar 35,72 kg/kapita/tahun dan mensukseskan pencapaian target konsumsi ikan nasional sebesar 38,67 kg/kapita/tahun pada tahun 2014.

produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kotawaringin Timur cukup besar dan tidak sesuai antara kebutuhan nelayan dan pedagang ikan yang memerlukan es sekitar 25 ton/hari dibandingkan dengan kapasitas produksi es dari pabrik es yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur yang rata-rata produksinya hanya 4 ton/hari, serta masih memerlukan sarana sistem rantai dingin (Cold Chain System/CCS) untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan.

Seiring dengan hal tersebut maka diperlukan penyediaan sarana Cold Chain System/CCS (seperti pembangunan Cold Room, Cold Storage, pengadaan Cool Box dan Freezer box/ Show Case, serta mobil box berpendingin) dan pembangunan Pabrik Es dan berbagai peralatan pengolahan lainnya sebagai salah satu upaya untukmeningkatkan nilai tambah produk perikanan dan memenuhi kebutuhan es bagi nelayan dan pedagang ikan dan untuk dapat mengoptimalkan nilai dari hasil produksi perikanan tangkap.

Search page :

Search by : Sri Lestari 
NIM         : 26010310130087
District regency : Kotawaringin Timur, Kalimantan Timur
Email        : denoksrilestari@yahoo.co.id
[Continue reading...]

BARITO SELATAN

- 0 komentar

Kabupaten Barito Selatan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah dengan Ibukota Kabupaten terletak di Buntok. Kabupaten Barito Selatan memiliki luas wilayah 12.664 Km². Secara geografis terletak membujur di sepanjang Sungai Barito dengan letak astronomis di antara 1°20′ LS - 2°35′ LS dan 114° - 115° BT. Setelah pemekaran pada tahun 2002, berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun 2002 luas daerahnya menjadi 8.830 Km², yang secara administratif terdiri dari 6 kecamatan. 
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara. 
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara (Provinsi Kalimantan Selatan). 
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas 
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur dan kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. 

KONDISI FISIK DASAR 

Geologi 
Kabupaten Barito Selatan berasal dari formasi-formasi geologis yang tergolong tua. Berdasarkan formasi batuannya, potensi kesuburan tanah di Kabupaten Barito Selatan tidak tinggi. Penyebaran formasi batuannya terdiri dari: Aluvium, endapan sungai dan laut; juga wilayah berawa dan bergambut; Batuan sedimen yang kaya akan mineral kuarsa; Batuan sedimen klastik, mineral kuarsa dengan sedikit material vulkanik; Batuan beku; Batuan vulkanik tua, menghasilkan jenis tanah yang kaya unsur hara; Batuan metamorf.

GAMBARAN UMUM 

Topografi 
Sebagian besar wilayah Kabupaten Barito Selatan merupakan daerah pedataran rendah dengan topografi praktis datar. Pada sektor tengah mulai dijumpai perbukitan dengan variasi topografi dari landai sampai miring, dengan pola intensitas kemiringan yang meningkat ke arah utara. Sektor utara merupakan rangkaian pegunungan dengan dominasi topografi curam, bagian wilayah ini memanjang dari barat daya ke timur. Sejalan dengan fisiografi wilayah, proporsi dari areal-areal yang bertopografi lebih berat adalah lebih tinggi pada daerah-daerah yang berada di kawasan atas; sebaliknya areal-areal bertopografi lebih ringan sangat tinggi pada daerah-daerah yang berada di kawasan bawah.

Kawasan Peternakan dan Perikanan 
Di sektor perikanan dan peternakan, Kabupaten Barito Selatan yang sebagian besar wilayahnya berada di daerah aliran sungai Barito, menyimpan potensi yang sangat besar. Dengan potensi sungai, danau dan rawa yang tersebar di seluruh kecamatan, menjadikan sektor ini sangat menjanjikan untuk berinvestasi, berbagai jenis ikan air tawar cocok dibudidayakan seperti : Patin, Mas, Nila, Tauman, gabus dan lain-lain, dengan sistem budidaya kolam atau keramba. Sedangkan untuk sektor peternakan sangat cocok dikembangkan peternakan Kerbau rawa, Sapi, Kambing, Babi, Ayam, Itik dan lain-lain. Khusus untuk Kerbau Rawa memiliki potensi yang amat besar terutama di Kecamatan Jenamas yang hanya terdapat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan saja, dimana pengembangannya dapat diolah menjadi keju yang berasal dari lemak Kerbau Rawa yang dapat diekspor hingga ke luar negeri.

Sektor peternakan dan perikanan, ternak Babi sampai dengan tahun 2009 merupakan jenis ternak dengan tingkat populasi tertinggi yaitu mencapai 16.050 ekor. Untuk jenis unggas, ayam ras pedaging merupakan jenis ternak terbanyak populasinya yaitu 330.313 ekor. Sedangkan untuk hasil produksi perikanan, hanya perikanan darat yang ada di Barito Selatan, dengan produksi pada tahun 2009 sebesar 5.699,23 ton berasal dari perairan umum dan 1.309,39 ton dihasilkan dari budidaya.

KEPENDUDUKAN

Jumlah Penduduk 
Jumlah penduduk Barito Selatan tahun 2011 tercatat 127.058 orang, 64.878 (51%) laki-laki dan 62.180 (49%) perempuan. Berdasarkan luas wilayah dibanding dengan jumlah penduduk yang ada, kepadatan penduduk Barito Selatan tergolong jarang, dimana hanya sekitar 14 orang per km perseginya. penduduk per Km2 di Kabupaten Barito Selatan yang paling tinggi adalah terdapat di Kecamatan Dusun Selatan yakni 26 orang/km2 dan yang terendah yakni di Kecamatan Dusun Hilir yakni sebesar 8 orang/km2.

Di Kabupaten Barito Selatan penduduk menurut golongan umur terbanyak adalah di kelompok umur antara 0-4 tahun atau balita yang dapat dikatakan penduduk usia tidak produktif yakni sebesar 15.591 jiwa sedangkan yang paling rendah adalah kelompok umur usia antara 70-74 tahun yang dapat dikatakan penduduk usia tidak produktif yakni sebesar 1.001 jiwa. Sebagian besar (68,71%) penduduk produktif bekerja di sektor Pertanian, sedangkan sektor terkecil penyerapannya adalah sektor Listrik, Gas dan Air yakni sebesar 0,36%.

Kawasan Perikanan 
Kawasan yang dapat terus dikembangkan sebagai tempat budidaya perikanan darat yang dapat diidentifi-kasi, khususnya di daerah Kecamatan Dusun Selatan dan Karau Kuala yang dapat terus dikembangkan sebagai daerah perikanan karena banyak memiliki sumber air yang dapat ditampung dan dikembangkan sebagai budidaya ikan.

1. Perairan Perikanan Tangkap 
Kabupaten Barito Selatan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dengan panjang ± 233,64 km. khusus yang melintasi Wilayah Administrasi Kabupaten Barito Selatan, di daerah aliran sungai tersebut bermuara anak-anak sungai serta terdapat danau danau Oxbow, danau limpasan banjir dan bentangan rawa-rawa limpasan banjir (Tayap). Kawasan-kawasan ini mempunyai potensi untuk perikanan budidaya, Perikanan tangkap dan daerah (inti) konservasi serta dapat pula menjadi bisnis agrowisata.

2. Perairan Perikanan Budidaya. Sarana eksisting yang ada terdiri dari: 
Keramba Percontohan di Rantau Kujang dan Mangkatip masing-masing 1 unit. 
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di di Kecamatan Mangkatip 100 Ha 
Balai Benih Ikan (BBI) di Palurejo Kec. Gunung Bintang Awai 2,5 Ha. 
Stasiun Benih Ikan Lokal di Mangkatip 0,25 Ha. 
Stasiun Pendaratan Ikan Perairan Umum (SPIPU) & Pasar Benih Kec. Dusun Selatan 0,25 Ha.

3.Kawasan Minapolitan, Agropolitan dan budidaya perikanan air tawar “Beje” dan kawasan wisata, kabupaten Barito Selatan juga merupakan basis budidaya perikanan dengan ditunjuknya kawasan Minapolitan yang akan dibangun. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/MEN/2010 Tanggal 14 Mei 2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan. Adapaun lokasi yang dicadangkan adalah “kawasan Buntok Seberang” meliputi Desa Jelapat, Buntok Kota, Muara Ripung, Danau Masura, Kalahien, Madara, Pararapak dan Penda Asam.

Search Page :
http://www.tarukalteng.net/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=41&Itemid=134

Serach by : Dewi Setya Cahyaningrum 
NIM         : (26010310141001)
District Regency : Barito Selatan (Kalimantan Tengah)
Email        : dewisetya54@yahoo.co.id

[Continue reading...]

KATINGAN

- 0 komentar



Kabupaten Katingan dibentuk berdasarkan Undang – Undang  Nomor 5 Tahun 2002 yang merupakan salah satu dari 14 Kabupaten / Kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, dengan luas wilayah 17.800 km2 dan terletak diantara 112o00’ BT – 0o20 LS dan 113o 45 BT – 3o 30o’LS serta dialiri oleh Sungai Besar, yaitu Sungai Katingan dengan panjang yang dapat dilayari ± 650 km dan bermuara langsung ke Laut Jawa. Jadi Kabupaten Katingan ini memiliki Perairan Umum (sungai, danau, dan rawa) dengan luas  ± 1.704.400 Ha serta Laut dengan panjang garis pantai ± 54 km atau luas perairan lautnya ± 21.000 Km2. Disamping itu, juga terdapat pulau kecil yang dinamakan Pulau Damar dengan luas ± 750 Ha serta hutan mangrove yang sangat potensial untuk pengembangan budidaya air payau (tambak ikan / udang) dengan luas ± 17.000 Ha. 

Kabupaten Katingan  sebagai salah satu Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
-        Sebelah Utara berbatasan dengan  Kabupaten  Sintang Provinsi  Kalimantan Barat 
         dan Kabupaten Gunung Mas.
-        Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
-        Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur  dan Seruyan.
-        Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pulau Pisau dan Kota Palangka Raya

Kabupaten Katingan terdiri dari 13 kecamatan yaitu : 
1.     Katingan Hulu 
2.     Marikit
3.     Sanaman Mantikei
4.     Katingan Tengah
5.     Pulau Malan
6.     Tewang  S. Garing
7.     Katingan Hilir
8.     Tasik Payawan
9.     Kamipang
10.  Mendawai
11.  Katingan Kuala
12.  Bukit Raya
13.  Petak Malai
Posisi / letak Kabupaten yang cukup strategis ini memberikan kontribusi positif bagi potensi Sumber Daya Alam , khususnya Sumber daya Alam,  khususnya sumber daya kelautan da perikanan. 
Sarana pendukung  
-        Karamba percontohan di desa Mendawai, Kasongan,  Tumbang Baraoi, Tumbang        
         Hiran 
-        Pangkalan pendaratan ikan (PPI) di kecamatan Katingan Kuala 100 Ha
-        Balai  benih ikan  (BBI) di kecamatan  Katingan hilir 2,5 Ha
-        Station  pembibitan  ikan  lokal (SPIL)  di Kecamatan Tasik Payawan 0,25 Ha
-        Station  pendaratan ikan perairan umum  (SPIPU) dan  pasar benih Kecamatan 
          Katingan Hilir 0,25 Ha

Luas Lahan Perikanan Menurut  Penggunaan dan Data Jumlah Produksi
Sekitar 60% wilayah Kabupaten Katingan  masih berupa hutan  belukar  dan  hutan  lebat.  Lokasi  pengembangan tambak seluas 2.000 ha di Kabupaten Katingan,  yaitu  di Kecamatan Katingan Kuala termasuk dalam wilayah lahan  hutan  belukar (mangrove)  tapi  masih belum  maksimal  di manfaatkan .  Sedangkan  untuk  luas perairan dan  lainnya 193.118,70 ha.


a.  Perikanan Tangkap
Di Kabupaten Katingan,kegiatan penangkapan ikan dilaksanakan di perairan umum (Sungai, danau, rawa) dan di perairan laut. Sarana penangkapan umumnya menggunakan motor bermesin 12 – 20 PK, bobot perahu 3 – 10 GT dengan wilayah jelajah rata-rata 3 – 5 mil dari pantai.
b. Alat tangkap yang umumnya digunakan ialah : Rawai, Jaring Insang Terapung, Jaring Insang Hanyut, Jaring Kantong, lempara dasar, Sungkur.              

c.  Pengolahan hasil Perikanan
Di Kabupaten Katingan kegiatan pengolahan hasil perikanan berjalan dengan baik, walaupun masih dalam skala home industri (industri rumah tangga) dan bersifat sederhana, dan pemasarannya pun masih bersifat lokal. Adapun produk olahan hasil perikanan yang umumya adalah ikan asin, ebi, terasi, kerupuk, udang papai, selain itu juga udang beku.

Search Page

Search by : Bangga Beny P. 
NIM         : (26010310141003)
District Regency : Katingan (Kalimantan Tengah) 
Email      : beyzema@yahoo.com


[Continue reading...]

KOTAWARINGIN BARAT

- 1 komentar

                        POTENSI PERIKANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT


Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas 10.795 km2, secara geografis terletak pada koordinat 1°19’ - 3°36’ LS dan 110°25’ - 112°50’ BT . adapun batasan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah :
  • Sebelah timur    : berbatasan dengan Kabupaten Seruyan. 
  •  Sebelah barat     : berbatasan dengan Kabupaten Sukamara
  •  Sebelah utara     : berbatasan dengan Kabupaten Lamandau
  •  Sebelah selatan  : berbatasan dengan Laut Jawa
Topografi Kabupaten Kotawaringin Barat digolongkan menjadi 4 bagian dengan ketinggian antara 0 – 500 m dari permukaan laut dan kemiringan antara 0 – 40%, yaitu dataran, daerah datar berombak, daerah berombak berbukit dan daerah berbukit-bukit yang terdiri dari :
·  Sebelah utara adalah pegunungan dan macam tanah lotosal tahan terhadap erosi.
·  Bagian tengah terdiri dari tanah podsolik merah kuning, juga tahan terhadap erosi.
·  Sebelah selatan terdiri dari danau dan rawa allupial/organosal banyak mengandung air.

Secara administratif, Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Kotawaringin Lama, Kecamatan Kumai, Kecamatan Pangkalan Lada, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kecamatan Arut Utara dan Kecamatan Arut Selatan.
Terdapat 3 sungai yang melintasi 3 kabupaten kotawaringin barat yaitu sungai Arut, sungai Kumai dan sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar 100-300 meter.
Aksesbilitas menuju Kabupaten Kotawaringin Barat dari ibukota propinsi Kalimantan tengah yaitu Palangkaraya, menggunakan moda darat ditempuh selama 12 – 14 jam perjalanan dan dari ibukota Negara yaitu Jakarta menggunakan moda udara ditempuh sekitar 60 menit. Selanjutnya dari ibukota kabupaten kotawaringin barat (pangkalan bun) ke kecamatan terjauh yaitu kecamatan kotawaringin lama menggunakan moda sungai/darat dengan waktu tempuh kurang lebih 2 – 4 jam., kecuali 2 desa di pesisir yakni desa teluk pulai dan desa sei cabang timur hanya dapat dilalui jalur laut dengan waktu tempuh menggunakan speed boat kurag lebih 2 – 3 jam.

Panjang garis pantai kabupaten kotawaringin barat adalah 156 km,yaitu kecamatan kumai 144 km dan kecamatan arut selatan sekitar 12 km. wilayah pesisir terdiri dari 4 kecamatan yakni kecamatan arut selatan, kumai, pangkalan lada dan pangkalan banteng. Desa/kelurahan diwilayah pesisir berjumlah 18 desa/kelurahan. Wilayah pesisir ini didasari pada daerah peralihan antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Letak Kecamatan pangkalan lada dan pangkalan banteng tidak berada di pesisir laut atau tidak mempunyai garis pantai tetapi sebagian wilayahnya berada di pinggir sungai Kumai, ekosisten sungai kumai dominan dipengaruhi oleh ekosistem laut hingga bagian hulu sungai Kumai, baik ikan maupun tumbuhan mangrove. Disamping itu kadar garam di sungai kumai cukup tinggi sehingga termasuk dalam wilayah pesisir

Potensi dan Perkembangan Usaha Perikanan Tangkap.

Secara fisik Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan kantong ikan Kalimantan Tengah khususnya ikan dari hasil tangkapan di perairan laut maupun di perairan umum. Kenyataan ini merupakan peluang bagi dunia usaha perikanan untuk meningkatkan pembangunan kelautan dan perikanan. Disamping itu dalam rangka penganekaragaman usaha, usaha budidaya dan pengolahannya pun mempunyai peranan yang strategis bagi peningkatan kuantitas usaha sehingga pemerataan dan pembangunan dapat dicapai.

Perairan umum kabupaten kotawaringin barat yang terdiri dari darah rawa pasang surut mempunyai potensi sebesar ± 10.800 ton/tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 1.040,06 ton/tahun (9,63%) sedangkan di perairan laut sebesar ± 25.00 ton/tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 8.014,92 ton/tahun (32,06%).

Penangkapan ikan di perairan laut terus bertambah jika didukung dengan penambahan armada penangkapan beserta alat tangkap yang lebih baik. Dikarenakan pada saat musim ikan, banyak nelayan luar yang masuk ke wilayah perairan Kabupaten Kotawaringin Barat untuk menangkap ikan dengan kapal dan alat tangkap yang lebih baik.

Produksi penangkapan ikan di perairan umum cenderung akan terus menurun jika penangkapan ikan dengan menggunakan strum ikan dan racun tidak dihentikan. Penangkapan dengan alattersebut dilarang karena bukan hanya mematikan ikan yang dapat dikonsumsi tapi mematikan semua ikan-ikan kecil. Rumah Tangga Perikanan usaha penangkapan ikan di perairan laut se banyak 1.604 RTP atau 4.302 orang pad Tahun 2008, sedangkan usaha penangkapan ikan di perairan umum 986 RTP terdiri dari sungai sebesar 386 RTP, danau sebanyak 355 RTP dan Rawa sebanyak 245 RTP.

Adapun sarana terkait produksi perikanan di kabupaten kotawaringin barat yaitu Pelabuhan Kumai, Pangkalan Pendaratan Ikan di Kumai, pabrik es curah, stasiun bahan bakar untuk nelayan.

No.
Jenis
Nama Lokal
Nama Latin
1
Ikan {Pisces}
Tongkol
Katsuwonus Pelamis


Petek
Leloganathus Splendens


Petek
Leloganathus spp


Petek
Secutor spp


Biji Namgka
Upeneus Sulphurens


Kiper
Scatophagus argus


Kurisi
Nemipterus Hexodon


Buntal
Tetrodontidae


Bloso
Saurida spp


Sebelah
Psettodes Erumei


Bawal Putih
Pampus Argenteus


Alu-Alu



Daun Domba



Kuro
Polynemus spp


Gulamah
Scianida


Layur Remang
Congrseox Talaban


Selangat
Anadontostoma Chacunda


Lidah
Cynoglossus spp


Sriding
Apogonidae


Mata Bulan
Priacuanthus spp


Gerot-Gerot
Pomadasyis spp


Kerong-Kerong
Therapon spp


Kacangan
Silago Sihama


Manyung
Airus spp


Bambangan



Cucut



Selar



Kembung
Rastrellinger Brachysom


Teri
Stotephorus Brachysom


Talang-Talang
Chorinemus spp


Tenggiri
Scomberomorus Ommersion


Japuh



Tenggiri Papan



Kerapu



Ekor Kuning
Albuba Vulves


Bandeng
Fomio Niger


Bawal Hitam
Tlygam Pepae


Pari
Evinephalus Paurina


Kakap
Isthopanus sp


Layaran
Dugong-Dugong


Duyung
Pugi Chelapus


Belanak
Penaeus Indicus
2
Udang (Crutacea}
Udang Putih
Penaerus Monous


Udang Windu
Penaerus Monodon
3
Kepiting
Rajungan
Partunus Velagius
4
Cumi (Chepalopoda)
Cumi
Loligo Vulgaris
5
Penyu
Penyu Hijau
Chelonia Mydas
6
Ubur-Ubur
Ubur-Ubur
Jelly Fish

Search Page :

Search by : Septian Adi Kurniawan 
NIM : 26010310130089
District Regency : Kotawaringin Barat (Kalimantan Tengah)
email : septianadi88@yahoo.com
[Continue reading...]
 
Copyright © . Informasi Perikanan Tangkap Kalimantan Tengah - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger